MENAKAR ESENSI SEBUAH UJIAN SEKOLAH

BANYAK MENGHAPAL TIDAKLAH CUKUP
Siswa Sedang Mengerjakan Soal Penilaian Akhhir Semester

Pendidikan di Indonesia saat ini terus menuai sorotan setelah PISA merilis hasil penelitian pengetahuan murid dalam hal membaca, matematika dan ilmu pengetahuan, serta apa yang dapat mereka lakukan dengan pengetahuan tersebut. Indonesia mendapatkan angka 371 dalam hal membaca, 379 untuk matematika dan 396 terkait dengan ilmu pengetahuan.Sementara Malaysia mendapatkan nilai membaca sebesar 415, 440 untuk matematika dan 438 bagi sains.

Peringkat PISA yang dibuat The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Organisasi bagi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan ini mengisyaratkan kualitas pendidikan di dunia.

Pemeringkatan ini dipandang memungkinkan para pengajar dan pembuat kebijakan untuk belajar dari kebijakan dan praktik yang diterapkan di negara-negara lain.

Hasil Penelitian PISA 2018

PISA menempatkan China di urutan teratas dunia di semua subjek. Dengan angka membaca 555, matematika 591 dan ilmu pengetahuan 590 berdasarkan data dari empat provinsi Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang dengan jumlah penduduk 180 juta.

Ke empat provinsi ini dipandang sangat efektif dalam memastikan semua murid, termasuk yang memiliki keterbatasan, untuk mencapai prestasi tertinggi

Bahkan murid yang paling termarjinalkanpun, sekitar 10%, memperlihatkan hasil yang lebih dari pada rata-rata murid di Inggris.

Di peringkat kedua di dunia adalah Singapura dengan angka 549 untuk membaca, 569 untuk matematika dan 551 untuk sains

Ada apa dengan peringkat Indonesia dari hasil tersebut?
Apakah peringkat itu bisa ditingkatkan?
Harus memulai darimana?

Yang pasti semua berawal dari hal kecil dan semua punya proses. Teringat dengan sebuah tulisan yang pernah saya baca bahwa Jepang lebih khawatir jika siswa tidak disiplin dalam antrian dibanding dengan nilai matematika mereka rendah...

Jadi saya bisa simpulkan bahwa ujian sekolah bukanlah tujuan akhir dr proses pendidikan saat ini, dibutuhkan penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah siswa pelajari. 

Salam literasi.

Syarifuddin, S.Pd.M.Pd.
Guru SD Inpres 12/79 Cinennung












Posting Komentar

0 Komentar