NASIBMU KINI


GURU DIPERSIMPANGAN JALAN

Oleh: Syarifuddin, S.Pd., M.Pd.
unding_syarif@yahoo.co.id
SD Inpres 12/79 Cinennung

Sejatinya siswa memuliakan peran guru. Sebab di samping sebagai pendidik atau pengajar, guru juga berperan penting sebagai pengganti orang tua di lingkungan sekolah. Guru tak hanya penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga teladan yang dapat membantu dalam membentuk karakter anak didik. Segala sikap belas kasih yang ditunjukkan guru kepada murid di sekolah untuk kepentingan masa depan anak di diknya. Sayangnya di zaman kini guru kerap menghadapi situasi dan kondisi yang serba dilematis. Bukan tanpa alasan, sebagian dari metode guru dalam mendidik murid-muridnya dibelenggu oleh pasal dan undang-undang yang seketika bisa menjeratnya dengan aneka sanksi dan bahkan bisa berujung di jeruji besi. Hal yang demikian seperti momok tersendiri bagi banyak guru di zaman sekarang. Jika melihat pola tingkah laku peserta didik (murid/siswa) di masa kini, tidak jarang sebagian dari mereka terkesan menyepelekan status seorang guru, termasuk gurunya sendiri.
Mereka cenderung hanya melihat guru sebagai identitas dan formalitas semata. Tak heran, guru yang semestinya dihormati dan dihargai layaknya orang tua murid sendiri, justru kemudian dijadikan bahan olok-olokan, cemohan, dan bahkan berujung sampai kebentuk tindak penganiayaan kepada guru. Penyimpangan yang di lakukan siswa dan remaja belakangan ini sedikit banyak di pengaruhi oleh keadaan lingkungan sosial, antara lain aneka tontonan yang tidak berkualitas. Salah satu contoh adalah tayangan sinetron ala anak-anak SMA yang sering mempertontonkan adegan tidak layak, seperti aksi kekerasan (baik verbal maupun fisikal), serta beragam corak tayangan tidak bermanfaat lainnya.
Tontotan tidak layak ini jika dikonsumsi saban hari tentu secara lambat laun akan “merasuk” ke dalam alam bawah sadar remaja yang kemudian membentuk aneka perilaku menyimpang tadi. Disamping itu, dengan semakin mudahnya akses informasi yang tidak mengenal batasan umur juga memengaruhi dan bahkan perlahan membentuk karakteristik pelajar tersebut. Hal yang tidak patut dibaca maupun dilihat dengan tidak adanya filter diri dan penanaman nilai-nilai normatif oleh orang tua kepada anaknya juga ambil bagian dalam perubahan tingkah laku siswa yang bersangkutan.
Oleh karena itu, orang tua murid dan guru perlu saling bersinergi untuk membentuk anak yang sadar akan tanggung jawab dan risiko terhadap per buatan yang mereka lakukan. Siswa yang sedang menjalani masa tumbuh kembang ini perlu arahan dan bimbingan oleh dua sosok penting tersebut. Sehingga mereka tidak lagi melakukan kesalahan fatal yang dapat merusak masa depannya sebagai dampak dari apa yang telah dikerjakan. Selain itu, melalui kerja sama antara orang tua murid dan guru dengan adanya penanaman nilai-nilai sampai kepada hal yang paling mendasar dapat menjadikan pribadi mereka lebih baik dan sadar terhadap posisi dan atur n yang berlaku.  Agar miskonsepsi yang selama ini terjadi bahwa guru hanya sebagai formalitas semata dalam mendidik tidak terulang kembali. Hal yang demikian tentunya dapat dilakukan dengan adanya jalinan komunikasi yang lebih emosional antar kedua belah pihak. Sehingga ke kerasan siswa terhadap guru tidak terulang lagi.

Posting Komentar

0 Komentar