Hidup Untuk Apa?


Hidup Untuk Apa?




Ku tak bisa lagi membelai mu, Ku tak bisa bercanda lagi dengan mu, Ku tak bisa lagi berkeluh kesah padamu, Ku tak bisa lagi merasakan hangatnya pelukan mu. Ku tak bisa lagi menikmati masakanmu. Semua Tak Bisa Lagi.

Terkadang dalam hening malam, ku terbangun mengingatmu, mengingat semua tentang mu, mengingat semua nasehat mu, mengingat semua petuahmu, mengingat semua harapan mu. Ahhhhh ini mimpi. Ku rasakan semua ini bagai mimpi, mimpi yang datang di tengah siang tanpa tidur ku. Inilah hidup ku, Inilah kenyataan ku, ini lah garis tangan ku, 

Ku tak sempat membuat mu tersenyum, Ku tak sempat membuat mu tertawa bahagia, Ku tak sempat membuat mu menangis terharu, namun ku hanya bisa menyisakan tangis mu yang tak dapat ku lupakan. 

Ku Tulis cerita ini dengan derai air mata ku, kata demi kata ku rangkai membuatku tak terasa berlinang air mata, Ku tak mau bersedih, Ku tak mau berlarut, Ku tak mau kau disana bersedih pula. Hanya doa yang sering ku panjatkan di akhir sujud ku. Kau adalah kau, Kau adalah Kau dan Kau tetaplah Kau. Yang tak pernah mungkin ku lupakan, yang tak pernah hilang dari bayang mata ku.

Kau sepatutnya tersenyum melihat aku di sini terlihat tegar, namun ketegaran itu bukan berarti tak rindu padamu, ku ingin sekali memimpikan mu, ku ingin sekali melihat mu, ku ingin sekali memelukmu, walau itu dalam nyenyaknya tidur ku, namun semua itu hanya angan ku.

Tenanglah di alam sana, aku sabar kau tinggalkan, bersama anak dan cucu mu disini,,,

i love mama...................................




Posting Komentar

0 Komentar